Minggu, 01 Agustus 2021

Jenis Ukuran Jarum Mesin Jahit dan Fungsinya

 Di dalam dunia menjahit, mengetahui jenis ukuran jarum mesin jahit dan fungsinya adalah hal yang tak kalah penting untuk diketahui. Jarum jahit yang digunakan pada sebuah mesin jahit selain memiliki beberapa tipe, juga memiliki ukuran yang beragam dan umumnya dinyatakan dengan “kode nomor”. Semakin tinggi tingkat ketebalan kain maka semakin besar pula ukuran jarum jahit yang dibutuhkan.

Nomor pada jarum mesin jahit biasanya tertera pada kemesan dan juga pada pangkal jarum. Kode nomor mendefinisikan ukuran jarum mesin jahit. Contohnya ( ORGAN 90/14 ), “ORGAN” menyatakan nama merk Organ. “90/14” menyatakan ukuran jarum, angka 90 dan 14 memiliki satu ukuran yang sama. Angka “90” merupakan Europan size, sedangkan angka “14” merupakan American size. Yang sering digunakan di Indonesia yaitu mengikuti satuan ukuran Amerika.

1. Nomor 9/65

Jarum dengan nomor 9/65 merupakan jarum mesin jahit yang cocok digunakan untuk tipe kain delicate fabrics atau kain yang sangat tipis atau menerawang, serta mempunyai karakteristik halus dan lembut, contohnya yaitu sifon, lace/tile, organdi.

2. Nomor 10/70 dan 11/75

Jenis jarum jahit ini bisa digunakan untuk menjahit kain jenis light-weight/ very-fine fabrics atau jenis kain tipis tapi tidak begitu menerawang. Contohnya seperti kain taffeta, kain sutra, kain velvet/beludru.

3. Nomor 13/85 dan 14/90

Nomor jarum jahit 13/85 dan 14/90 bisa digunakan untuk jenis kain medium weight fabrics atau kain yang mempunyai ketebalan sedang. Umumnya dipakai pada jenis kain seperti katun, linen, flanel, dan kain strech.

4. Nomor 16/100

Jarum jahit nomor 16/100 dapat digunakan pada jenis kain dengan tipe medium-heavy fabrics atau jenis kain yang agak tebal. Biasa dipakai untuk menjahit jenis kain wool, bahan jas, atau soft-denim.

5. Nomor 18/110 ke atas

Jenis jarum jahit dengan nomor 18/110 ke atas, sangat cocok jika digunakan untuk menjahit dengan jenis kain heavy fabrics atau kain yang sangat tebal. Contoh kain yang sering menggunakan jarum jenis ini adalah jeans/denim, kanvas, bahan korden, atau pun kulit.

Itu lah beberapa jenis ukuran jarum mesin jahit dan fungsinya. Jadi, semakin tebal kain yang akan dijahit maka nomor jarum yang diperlukan semakin tinggi. Untuk memilih merk bisa dipilih sesuai keinginan misalnya, merk Singer, Scmetz, Janome, Butterfly.


MACAM-MACAM JENIS MESIN JAHIT dan FUNGSINYA

 Mesin jahit merupakan alat utama untuk membuat sebuah produk sandang, selain bahan utama kain dan benang menjahit. Sesuai dengan kebutuhan untuk menjahit, mesin jahit ini di buat berdasarkan fungsinya, seperti yang akan di bahas di densublog kali ini dan berdasarkan yang saya ketahui selama jalan jalan di konveksi dan garment, mungkin bisa menjadi referensi juga untuk anda yang ingin mulai membuka usaha konveksi.


Sesuai dengan namanya mesin jahit, mesin jahit ini berfungsi untuk menggabungkan bagian yang satu dengan bagian yang lainnya, maksud dari “bagian” disini adalah elemen elemen yang akan di gabungkan menjadi sebuah produk jadi tekstil, seperti bagian lengan, kerah, badan, yang di buat berdasarkan pola. Banyaknya elemen bagian pada pakaian tergantung pada pola produk jadi tekstil yang kita buat. 

Penggunaan mesin jahit ini bemaksud untuk mempercepat proses pengerjaan sehingga waktu yang di perlukan untuk membuat produk jadi tekstil lebih cepat dan rapih, dan berpengaruh terhadap biaya produksi. Terutama untuk perusahaan garment yang lebih menekan biaya produksi dengan hasil yang baik.
Kembali ke topik kita tentang macam dan jenis mesin jahit, berikut kita bahas mesin jahit 

1. Mesin Jahit Klasik




Siapa yang gak kenal mesin jahit ini, sebelum ada mesin jahit ini ada mesin jahit yang menggunakan tangan, tepat karena mesin jahitnya di puar dengan tangan untuk menggerakan mesin, 

Mungkin mesin jahit ini cikal bakal sebelum terjadinya revolusi dengan era digital sekarang. cara kerjanya cukup gampang dan sangat murah, mesin jahit ini awalnya di gerakan dengan kaki namun dengan berjalannya waktu untuk mempermudah dalam kerja maka ada dynamo yang di jual secara terpisah, tentunya untuk mempercepat proses penjahitan.

2. Mesin Jahit HighSpeed


 
Mesin jahit ini sudah pakai mesin dengan kecepatan yang tinggi, pengguna mesin ini mesti mempunyai keahlian khusus, dengan system yang sudah dilengkapi dengan pemotong benang sendiri dan mengunci jahitan di awal dan di akhir penjahitan. Menggunaakan mesin jahit ini memberikan kualitas jahitan yang baik, kuantitas penjahitan akan lebih banyak sehingga tingkat efisien waktu lebih hemat, dan tentunya akan menekan cost produksi. 

Apabila ingin membuat usaha konveksi sebaiknya menggunakan mesin jahit ini, karena harga masih termasuk harga yang menengah boleh di bilang cukup murah, untuk mesin bekasnya di bandrol dengan harga 1 jutaan saja tergantung kondisi mesinnya. Harga murah dimbangi kualitas jahitan yang baik di tambah banyak yang sudah ahli menggunakan mesin jahit ini, menjadi pertimabangan sendiri untuk penggiat usaha konveksi dan garment. Banyaknya orang yang sudah bisa dan ahli, anda sebagai pengusaha tidak perlu lagi mengajarkan cara menggunakannya.

3. Mesin Jahit Automatic / Digital



Era Digital saat ini para produsen mesin jahit juga tidak ingin ketinggalan jaman, mereka ikut berpatisipasi di era digital ini, Para produsen ingin lebih memanjakan para konsumennya. Salah satunya mesin jahit ini. dibekali dengan system computer dan kecepatan yang tinggi memberikan anda sensasi dan sentuhan yang baru pada mesin jahit ini. Bagaimana tidak,  fitur di mesin ini cukup lengkap, hanya dengan menekan tombol konfigurasi yang ada pada bagian body mesin, kita bisa mendapatkan berbagai jenis jahitan, 

Harga yang ditawarkan pun berpariatif mulai dari harga 5jutaan, harga yang diberikan sesuai dengan fitur yang diberikan pada mesin jahit digital ini, semakin lengkap fiturnya maka siap – siap lah merogoh kocek lebih dalam.

Awalnya penggunaan mesin jahit jenis ini mungkin akan sedikit sulit karena banyaknya fitur yang ada, walaupun sudah ada sebagian mesin yang memakai monitor, sebaiknya manual book jangna di simpan terlalu jauh dari mesin ini. Mesin jahit digital ini cocok untuk industry kreatif karena variasi jahitan di mesin ini cukup banyak, jadi kreatifitas kita bisa disalurkan di mesin jahit ini. 

4. Mesin Jahit Obras


cocok untuk  overclocking dan overedging bahan ringan dan menengah pelumasan secara otamatis  dan kinerja yang sangat baik low sewing tension. Membuat jahitan lebih rapi dan terdapat pisau pemotong pada mesin ini, sebagai contohnya pada jahitan celana jeans, jahitan lebih kuat, mesin obras ini di gunakan di akhir pekerjaan menjahit.

5. Mesin Lubang Kancing



dari namanya kita sudah dapat menebak fungsi dari mesin jahit ini. Mesin ini berfungsi untuk membuat jahitan dalam atau untuk mebuat lubang kancing. Agar lobang kancing yang sudah di sobek tidak sobek atau memanjang kemana mana, dengan adanya msin jahit lobang kancing ini memberikan batas untuk kancing itu sendiri. Sebagai contohnya seperti pada kemeja, celana, jas dan yang lainnya yang menggunakan accessories kancing.

Pada beberapa tipe tertentu bisa sekaligus untuk memasang kancing, sehingga lebih effisien. Harganya cukup mahal 

6. Mesin Jahit Jarum Dua Rantai (Distro)




Mesin ini mengadopsi mekanisme tipe jarum feed mechanism, mengambil dan menangkap untuk menghasilkan dua baris jahitan rantai, yang tegas dan elastis, cocok untuk jahitan biasa dan jahitan dekoratif, pakaian dalam, pakaian berbahan dasar kaos, bedcover dan kulit. Ada lima jenis alat ukur yang tersedia untuk seleksi.

Mesin jahit ini banyak digunakan di Konveksi dan Garment yang memproduksi kaos dan menjadi salah satu standar jahitan yang diberikan oleh Buyer / pemesan.

7. Mesin Jahit Overdeck


Mesin ini mengadopsi sistem pelumasan otomatis tertutup yang lengkap, drive utama mengadopsi timing belt untuk menjamin kecepatan tinggi dan mengurangi kebisimgan. mesin jahit jenis ini harus di servive secara khusus, untuk meningkatkan kapasitas ketahanan aus nya.

Model dasar dari mesin ini dapat membentuk dasar menjahit dan tingkat lanjut. Mesin ini biasanya digunakan khusus untuk membuat pakainan berbahan dasar kaos, tetapi dapat juga digunakan untuk menjahit ritsleting nilon dan scallop.

8. Mesin Neci



 Mesin ini digunakan untuk menjahit tepian kain, dengan  mesin ini tepiankain akan lebih rapi karena dilengkapi dengan pisau pemotong, untukl anda yang ingin membuka usaha kerudung pembuatan pashmina wajib mempunyai mesin ini.

Demikian macam – macam jenis mesin jahit dan fungsinya, semoga dapat membantu dan bermanfaat.

Membuat Pola Kerah Kemeja

 


Kerah kemeja termasuk dalam salah satu bentuk kerah tegak, oleh karena itu dalam membuat polanya yang dibutuhkan bukan pola badan depan dan belakan seperti halnya pola kerah rebah, tapi yang dibutuhkan dalam membuat pola kerah kemeja ini adalah ukuran lingkar leher setelah itu buatlah polanya seperti gambar cara membuat pola kerah kemeja seperti berikut ini :

Kerah berdiri adalah kerah yang letaknya berdiri tegak dan sejajar dengan letak leher.

Pemasangan Kerah Memakai Lajur atau Serip



Pemilihan bentuk kerah haruslah disesuaikan dengan bentuk muka, bentuk leher, dan bentuk tubuh seseorang. Seorang yang mempunyai leher pendek dan gemuk tidak cocok memakai kerah berdiri, akan tetapi orang ini akan kelihatan menarik dan cantik dengan style kerah yang dilipat keluar, dan penegak lehernya diturunkan, seperti kemeja yang kancingnya tidak dipasangkan pada penegak kerah.

Setiap jenis kerah mempunyai bagian-bagian, seperti bagian kerah atas dan bagian kerah bawah, kerah juga memakai kain pelapis. Pelapis kerah sekarang ini banyak pula jenis dan macamnya. Dalam pemilihan pelapis yang harus diperhatikan adalah bentuk (jenis) kerah dan jenis bahan, contoh untuk kerah jas, pelapis yang baik dipakai adalah pelapis yang tebal seperti pelapis bulu kuda, dan jika untuk kerah rebah (kerah baby) cukup dengan pelapis resin (staflek).


Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, pelapis kerah pada umumnya sudah memakai lem yaitu salah satu permukaannya memakai resin thermo plastik, yang dapat menempel pada bahan busana dengan cara memberi pemanasan dan tekanan beberapa saat seperti dengan setrika pres atau mesin pres yang disebut juga fusing.

Teknik memotong pelapis kerah adalah sebatas pola (sama dengan ukuran pola kerah) dan tidak berikut tiras, dijahit dibatas pelapis. Ada juga yang sama dengan lembaran kerah dan pelapis. Pemasangan pelapis dengan cara menempelkan pelapis (yang memakai lem) pada bagian buruk bahan kerah dengan tepat kemudian di press dengan mesin press atau setrika press.

Kerah yang dipasang dengan memakai lajur atau serip adalah :

  1. kerah rebah,
  2. kerah mandarin,
  3. kerah matros (kelasi).


Kerah rebah ( kerah terletak)


Kerah rebah disebut juga kerah baby karena kerah ini banyak dipakai untuk busana bayi, busana anak-anak, dan busana wanita. Teknik menjahit kerah rebah adalah sama untuk semua jenis, tetapi bentuknya saja yang berbeda antara kerah rebah, kerah palerin dan kerah matros.

Teknik menjahitnya :

  1. Kerah digunting sesuai pola ditambah kampuh 1 cm
  2. Agar bentuknya bagus diberi pelapis vislin dengan ukuran sama dengan pola.
  3. Dijahit dengan setikan mesin selebar kampuh kecuali pada bagian leher
  4. Tirasnya digunting kecil-kecil sampai pada batas setikan dengan jarak 1 – 2 cm, tujuannya agar bentuk kerah tidak kaku (menurut bentuk) lalu di press. Ketika menggunting tiras jangan sampai tergunting benang setikan
  5. Pasangkan pada leher dengan depun (kumai serong) dengan posisi badan atau (leher) bagian baik, kerah dan depun.
  6. Lalu dijahit dengan mesin pada sekeliling lingkar leher sesuai dengan tanda pola.
  7. Gunting kecil-kecil sekeliling leher dan ditindas seperti memasang depun
  8. Depun atau kumai serong di somkan ke badan


Pemasangan kerah dengan sesama kerah


Penerapan teknik menjahit kerah sesama kerah antara lain pada kerah kemeja, dan kerah bord (kerah sanghai). Untuk kerah ini selalu menggunakan pelapis kerah untuk menguatkan dan membantu memperindah bentuk kerah.

Kerah kemeja adalah kombinasi dua kerah yaitu kerah bediri dan kerah setengah berdiri. Kerah kemeja dengan penegak biasa ditemukan pada kemeja pria dan dapat pula digunakan pada jacket dan pakaian wanita.


Jenis kerah ini mempunyai dua bahagian yaitu bahagian kerah dan bahagian penegak. Penegak bisa digunting terpisah atau bisa sejalan dengan kerah. Penegak terpisah, pemasangan kerah pada pakaian sama seperti kerah berdiri lainnya.

Pelapis kerah di pasangkan pada kerah bahagian bawah, tetapi apabila bahan pakaian tembus pandang atau sangat tipis, pelapis kerah dapat di pasangkan pada kerah bahagian atas, untuk mencegah agar kampuh tidak kelihatan setelah kerah selesai di jahit. Bahagian atas kerah dan penegak boleh distik dengan mesin.

Cara menjahit kerah kemeja :

  1. Gunting bahagian kerah dan penegak rangkap dua dengan garis tengah belakang pada lipatan kain. Beri tanda pola pada masing-masing bahagian kerah.
  2. Gunting pelapis satu rangkap, kemudian beri tanda pola. Pasangkan pelapis pada bagian buruk kerah bagian bawah atau kerah bagian atas atas (sesuaikan dengan jenis bahan).
  3. Dempetkan bagian baik kerah dan juga pada bagian penegak atas dan kerah bawah, dengan posisi bagian baik bahan berhadapan,semat dengan jarum pentul, kemudian dijahit. Pada sudut-sudut kerah selipkan beberapa helai benang yang berguna untuk membalikkan kerah. Tiras di gunting-gunting halus (agar menurut bentuk) sebelum dibalikan.
  4. Balikkan kerah kearah bagian baik kerah, kemudian tarik lambat-lambat benang yang diselipkan pada sudut setelah ujung kerah rata dan bentuk ujung kerah sudah sama, sebaiknya di pres  untuk mendapatkan hasil yang rapi dan bagus.
  5. Jika diinginkan stik mesin garis pinngiran luar kerah.
  6. Dempetkan bagian baik kerah bawah pada penegak bahagian bawah. Dempetkan penegak bagian atas pada kerah bagian atas kerah terletak antara penegak kemudian jelujur
  7. Jahit mesin sepanjang garis kampuh penegaknya. Gunting-gunting kampuhnya seperti bentuk segitiga. Bukakan kampuh dan press pada papan kerah.
  8. Lipatkan penegak kearah bawah kerah sehingga kampuh berada pada bagian dalam kerah.
  9. Pentulkan pinggir penegak atas pada garis leher kemudian jelujur.
  10. Jahit dengan mesin bagian penegak yang dimulai dari garis tengah belakang, terus ke bahagian atas penegak, terus pada garis leher dan kembali ketengah belakang

Pemasangan kerah dengan lapisan


Kerah yang pemasangannya dilapisi adalah kerah shiller, kerah jas dan kerah setali (shal collar). Kerah shiller (minamora) adalah kerah yang mana lapisan tengah muka dilipatkan tanpa sambungan, bagian atasnya menjadi bagian bawah dari kerah setelah dibalik.

Kerah Jas sama dengan kerah Shiller, yang membedakannya adalah : kerah jas lapisan tengah mukanya disambungkan pada tengah muka karena ada pembentukan sesuai model pada river bagian kerahnya.

Kerah setali (shal collar) yaitu yang dikontruksi sejalan dengan pola bagian depan, garis luar kerah umumnya dibuat melengkung, tetapi ada juga yang dibentuk seperti kerah jas atau seperti kerah baju pramuka, bagian belakang pada tengah muka memakai lapisan sampai kebagian kerah dan yang tampak sebagai kerah itu adalah lapisannya.

 

Pemasangan kerah Shiller


Kerah shiller yaitu kerah yang bagian atas dan kerah bagian bawah terdiri dari satu potongan. Garis luar kerah pada lipatan kain dan tidak ada kampuh, tetapi mempunyai rever dan garis patahan kerah.

Cara mengerjakan:

  1. Gunting kerah dengan meletakkan pinggiran luar pola kerah pada lipatan arah panjang kain (menurut serat kain) ditambah kampuh lebih kurang 1,5 cm. Pelapis kerah sama dengan kerah bagian bawah.
  2. Pasangkan pelapis kerah pada bagian buruk kerah dengan cara di pres atau dijahit dengan mesin.
  3. Lipat dua lebar kerah dengan bagian yang dilapis berada sebelah atas kemudian jahit mesin kampuh kedua ujung kerah.
  4. Gunting miring kampuh sudut ujung kerah
  5. Balikkan kerah kebagian luar dan rapikan bentuknya, kemudian dipress
  6. Pentulkan kedua bahagian kerah mulai dari garis tengah belakang, bahu kiri dan bahu kanan sampai batas tengah muka
  7. Balikkan lapisan belahan pada bagian baik pakaian sehingga menutup bagian kerah sampai garis bahu, kemudian pentul dan jelujur.
  8. Gunting kampuh kerah atas pada garis bahu kiri dan kanan kemudian lipatkan kearah kerah.
  9. Jahit mesin mulai dari ujung lidah belahan kiri sampai ujung lidah belahan kanan. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan bentuk kerah, maka gunting-gunting kampuh dengan ujung gunting, tetapi jangan sampai kena setikan.
  10. Balikkan lapisan belahan kearah dalam pakaian dan rapikan bentuk sudut lidah belahan.
  11. Lipatkan garis kampuh kerah atas kearah dalam kerah mulai dari garis bahu kiri sampai garis bahu kanan, pentul dan jelujur.
  12. Jahitkan kerah bagian atas pada kampuh kerah bagian bawah dengan tusuk sum atau jahit mesin. Jahitkan ujung lapisan belahan pada garis kampuh.

Pemasangan kerah setali (shall collor)


Cara mengerjakan:

  1. Siapkan pola badan depan yang pada garis tengah muka sudah berbentuk/pakai kerah
  2. Gunting lapisan kerah sepanjang tengah muka.
  3. Gunting pelapis (interlining) sesuai bentuk kerah dan tengah muka badan kemudian interlining di press.
  4. Pentulkan garis leher kerah bagian bawah pada garis leher belakang
  5. Sambungkan garis tengah belakang kerah bagian bawah kemudian bukakan kampuhnya
  6. Jelujur garis leher kerah bahagian bawah pada garis leher belakang dari garis bahu kiri sampai garis bahu kanan, kemudian jahit mesin
  7. Gunting kedua sudut kampuh garis leher belakang
  8. Sambungkan garis bahu lapisan leher belakang dengan garis bahu kerah bagian atas terus kegaris leher
  9. Lipatkan pinggir dalam pelapis belahan kearah bagian buruk kain dari pinggir bawah bagian kiri sampai kanan blus
  10. Pentulkan bagian baik kerah atas dengan bagian baik kerah bagian bawah, jelujur, kemudian jahit mesin sepanjang garis luar kerah sampai pinggir bawah blus dan gunting-gunting kecil/halus tirasnya
  11. Arahkan kampuh leher belakang pada kerah bawah kemudian jahitkan kampuh pada kerah bawah lebih kurang 1 mm dari sambungan garis leher
  12. Balikkan kerah bagian atas kearah bagian dalam pakaian kemudian jelujur miring garis luar kerah sampai garis belahan
  13. Lipatkan garis patahan kerah dan pentul mengikuti garis lipatan
  14. Lipatkan garis leher belakang kearah dalam kerah, kemudian pentulkan garis leher belakang pada kerah bagian bawah
  15. Jahitkan pinggir luar lapisan belahan pada pakaian dengan tusuk sum.

Cara Mengukur Lingkar Dada yang Benar, Jangan Sampai Salah

 Menggunakan Jengkal Jari



Umumnya, setiap jengkal jari memiliki ukuran kurang lebih berkisar 2 cm. Jadi, Anda bisa menghitung mulai dari bagian punggung hingga lingkar dada dengan menggunakan jengkal jari. Anda juga tidak perlu lagi menambah panjang seperti ketika mengukur dengan meteran, karena hitungan jengkal sudah melebihi dari hitungan meteran.

Siapa yang tidak suka jika diajak berbelanja pakaian? Memilih dan mencoba pakaian pasti akan membuat setiap orang bersemangat.

Salah satu yang harus diperhatikan ketika hendak membeli pakaian adalah ukuran tubuh, khususnya ukuran pada bagian dada. Ukuran dada ini memang tidak bisa ditebak secara asal, karena setiap orang memiliki ukuran lingkar dada yang berbeda-beda.

Apalagi ketika kita hendak membeli pakaian secara online. Kita tidak bisa hanya berpatokan pada ukuran tinggi badan atau ukuran standar baju S, M, L, dan XL. Anda juga harus memperhatikan ukuran lingkar dada agar pakaian yang dibeli sesuai dengan ukuran tubuh.

Untuk mengetahui ukuran lingkar dada, berikut kami berikan beberapa cara mengukur lingkar dada yang bisa Anda terapkan agar kegiatan belanja Anda menjadi lebih mudah.

Menggunakan Meteran Jahit

Cara mengukur lingkar dada yang pertama dengan menggunakan meteran jahit. Jika Anda pernah membuat sebuah baju, pasti tidak asing dengan meteran jahit ini. Meteran ini biasanya tidak hanya digunakan untuk mengukur lingkar dada, tapi juga seluruh lekuk tubuh.

Cara mengukur lingkar dada menggunakan meteran jahit tentu akan sangat mudah. Minta bantuan orang lain untuk mengikatkan pada bagian punggung dan lengan.

Jika Anda mempunyai lingkar dada 100 cm, maka sebaiknya tambahkan 3 sampai 4 cm lagi. Hal ini bertujuan agar nantinya baju tidak press body atau ketat, dan akan menjadi sedikit longgar sehingga nyaman digunakan.

Namun, jenis pakaian juga memiliki ciri lingkar dada masing-masing. Kemeja, pakaian gombrong, dan pakaian lainnya memiliki aturan lingkar dada yang berbeda-beda. Hal ini untuk membuat Anda merasa nyaman dan juga membentuk ciri khas pakaian tersebut.

Untuk mengukur lingkar dada menggunakan meteran selanjutnya, ada cara lain yang bisa Anda terapkan, yaitu dengan meletakkan pakaian di tempat yang datar. Tempatkan pakaian Anda pada posisi yang lurus, tidak renggang, dan berkerut.

Lalu ukur secara melintang dari bawah ketiak sepanjang 5 cm. Setelah Anda mendapatkan angkanya, kalikan 2 cm angka tersebut. Hasil dari perkalian itu dapat menjadi ukuran lingkar dada yang proporsional. Anda juga tidak perlu menambahkan ukuran panjang lagi karena ukuran tersebut sudah nyaman dipakai.

Menggunakan Penggaris

Cara mengukur lingkar dada yang kedua dengan menggunakan penggaris. Penggaris hampir sama dengan meteran, hanya saja penggaris memiliki keterbatasan dalam ukuran panjang. Untuk mengukur lingkar dada dengan menggunakan penggaris pun sama dengan mengukur lingkar dada dengan menggunakan meteran.

Anda cukup letakkan baju di tempat yang datar, kemudian ukur mulai dari ketiak hingga bagian dada. Hasil dari panjang lingkar dada tersebut nantinya akan dikalikan 2 untuk mendapatkan ukuran yang proporsional.

Menggunakan Jengkal Jari


Cara mengukur lingkar dada yang ketiga dengan menggunakan jengkal jari. Selain menggunakan alat ukur seperti meteran dan penggaris, Anda juga bisa melakukan pengukuran lingkar dada dengan menggunakan jengkal jari Anda.

Umumnya, setiap jengkal jari memiliki ukuran kurang lebih berkisar 2 cm. Jadi, Anda bisa menghitung mulai dari bagian punggung hingga lingkar dada dengan menggunakan jengkal jari. Anda juga tidak perlu lagi menambah panjang seperti ketika mengukur dengan meteran, karena hitungan jengkal sudah melebihi dari hitungan meteran.